Beranda

Jumat, 18 Desember 2015

Bakti Sosial Perbaikan Jalan Penghubung 2 Kecamatan Reteh - Keritang

(Desember Desa Seberang Pebenaan) Bakti Sosial Bersama Masyarakat dan TNI/Kodim 0314/ Koramil 07 Reteh. Bapak  Supriadi, Perbaikan Jalan Penghubung dua Kecamatan yaitu, Kecamatan Reteh dan Keritang... Kepedulian Masyarakat Desa Seberang Pebenaan perlu mendapat Apresiasi. Mudahah-mudahan berkat Perbaikan yang saat ini dilakukan akan lebih memudahkan Kegiatan Masyarakat untuk bepergian melalui jalan ini, terutama anak-anak sekolah yang setiap hari harus melalui jalan tersebut Semoga  Pemerintah dan DPRD kita cepat Menanggapi Permasalahan Jalan yang selama ini belum Pernah tersentuh Anggaran, harapan masyarakat agar secepatnya di Jalan ini dibangun. Jalan ini bisa dikatakan salah satu Urat Nadi Perekonomian sebagian Masyarakat Khususnya Wilayah Reteh dan Keritang. 

 Sebelum
 Sebelum
 Sebelum
 Proses Perbaikan
 Proses Perbaikan
 Proses Perbaikan
 Proses Perbaikan
 Proses Perbaikan
 Proses Perbaikan
 Proses Perbaikan
Sesudah Perbaikan
 Sesudah Perbaikan
 Sesudah Perbaikan
Sesudah Perbaikan

Foto : Spd

Sabtu, 12 Desember 2015

TEMU RAMAH DAN SILATURAHMI ANGGOTA DPRD DAPIL VI MP III HJ. SITI BUNGA TANG

Temu Ramah dan Silaturahmi Anggota DPRD Kabupaten Indragiri Hilir 
HJ. SITI BUNGA TANG
Dalam Rangka Kegiatan Reses III Masa Persidangan III Tahun 2015 Wilayah Daerah Pemilihan 6.
Desember 2015. Bertempat di Parit Bahagia Desa Seberang Pebenaan Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.  














Kamis, 29 Oktober 2015

AMBRUKNYA JEMBATAN RETEH KOTABARU SEBERIDA KECAMATAN KERITANG KABUPATEN INHIL

Masyarakat Kotabaru dikejutkan dengan Ambruknya Jembatan Penghubung Kotabaru Seberida dengan Kotabaru Reteh , kejadian tersebut diperkirakan terjadi pada pukul 16:00Wib .Tidak ada Korban jiwa dalam Kejadian Tersebut. 



Kamis, 15 Oktober 2015

PEMBAGIAN OBAT PENCEGAHAN PENYAKIT KAKI GAJAH ATAU FILARIASIS TAHUN 2015

PUSKESMAS KERITANG / PUSTU DESA SEBERANG PEBENAAN - Mengadakan Pembagian Obat Pencegahan Penyakit Kaki Gajah atau Filariasis ke Dusun-dusun dengan cara Mendatangi Rumah ke rumah warga setempat (dor to dor). Demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta pencapaian target pemberian obat kepada masyarakat.


 Kaki Gajah itu Apa?
Iya nama penyakit. Sifatnya menular. Asalnya dari cacing filarial dan ‘dijembatani’ oleh nyamuk. Seperti namanya, pengidapnya akan mengalami pembengkakan di kaki serta area lain. Cukup mengerikan, sebab kecacatannya bisa menetap.
Menurut berita di Liputan6 sih, Kementerian Kesehatan RI pernah mempublikasikan data di Bulan Juli 2014. Katanya ada sekitar 14.932 orang yang terserang kaki gajah kronis. Seramnya, penyakit tersebut mengincar 100-an juta penduduk Indonesia yang lainnya.

Pembagian Obat Pencegah Kaki Gajah

 “Pemberian Obat Pencegahan Massal” aka POPM filariasis aka kaki gajah dari Bu Nila Moeleok (Menkes) dan tim. Agenda ini memang sudah dicanangkan oleh pemerintah. Rencananya obat-obat tersebut akan diberikan tiap tahun, tiap Bulan Oktober (Bulan Eliminasi Kaki Gajah) dan selama 5 kali. Dengan demikian, diharapkan program ini mampu mencegah sekaligus membatasi penyebarannya.

Jatah Obat Pencegah Kaki Gajah
Dari info yang terkumpul, program obat anti kaki gajah ini menyedot dana sebesar 150 milyar rupiah. Ya mending untuk dipakai membeli obat, daripada pelesiran toh? Hehe… namun kalau kamu tidak memerolehnya, berarti tempat tinggalmu tidak termasuk daerah endemis (daerah rawan penularan) kaki gajah. Masih menurut informasi yang tersebar, daerah yang menjadi target program ini ada sekitar 241 kabupaten atau kota. Woah… banyak juga, ya?!

Efektifkah Pemberian Obat Pencegah Kaki Gajah?

Inisiatif pemerintah untuk membagikan Albendazole sama DEC (Diethil Calbanasin Citrate) ini memang patut kita apresiasi. Soal perlu atau tidaknya, direkomendasikan untuk nurut saja. Wajib malah! Selama kita ada di usia antara 2-70 tahun.
Namanya juga usaha pencegahan, ya?!
Manfaat program kesehatan yang satu ini sangat banyak, intinya:
  • Membunuh dan membuat cacing filaria dewasa jadi mandul (kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI)
  • Selain filaria, obat ini ampuh membunuh cacing lain; tambang, cambuk, kremi dan gelang.
  • Mempertahankan kualitas SDM yang produktif.

Yang Mesti Hati-hati
Ada beberapa kalangan yang tidak boleh, atau yang mesti konsultasi dulu ketika mengonsumsi obat yang diberikan pemerintah ini. Mereka adalah:
  • Ibu hamil
  • Penderita gagal ginjal atau cuci darah.
  • Penderita epilepsy
  • anak dengan usia >6 tahun yang memiliki penyakit seperti kejang, batuk berdarah, demam tinggi, kanker, gizi buruk atau penyakit berat lain yang memaksanya terus terbaring.
  • Penderita kaki gajah yang sudah kronis.
  • Penderita hipertensi atau darah tinggi.
  • Yang mengalami gangguan jantung atau hati, mesti dalam pengawasan dokter.

Upaya Pencegahan Penyakit Kaki Gajah

Sempat daku singgung di atas mengenai jumlah penderita penyakit ini. Nominalnya sangat besar, demikian juga dengan ancaman penularannya. Jadi bisa dibilang, hal ini cukup menjadi masalah serius. Karena itu ada baiknya bagi kita untuk mencegahnya. Berikut beberapa usaha agar penyebaran kaki gajah ini bisa bisa dijegal:
#1. Mengikuti Program Pemerintah
Kebetulan ada program pembagian obat untuk mencegah kaki gajah. Sebagai warga yang baik serta manusia yang wajib menjaga kondisi tubuh, kita diharuskan untuk mendukung program tersebut. Tentu dengan datang ke balai desa, mengambil obatnya, lalu mengonsumsinya. Agenda ini juga untuk kebaikan atau kesehatan diri sendiri, bukan?
#2. Mencegah Tumbuh Kembangnya Nyamuk
Yang satu ini sangat berkaitan dengan kebersihan lingkungan. Kita pun mesti waspada dengan tidak membiarkan air yang tergenang. Pengaturan sampah juga mesti diperhatikan.
#3. Melindungi Diri Dari Gigitan Nyamuk
Usaha lain yang bisa kita lakukan yakni dengan menghindari gigitan nyamuknya. Baik itu dengan menggunakan obat nyamuk, krim atau obat oles khusus nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, dsb.
#4. Memberantas nyamuk
Hal lain yang pastinya manjur tentu dengan membasmi sumber penyakit, dalam hal ini nyamuk. Mengulang poin sebelumnya, kita mesti memerhatikan kebersihan. Entah kebersihan rumah, air, halaman, dsb. Jangan sampai pusat perindukan nyamuk tumbuh subur. Bila perlu, kita juga bisa menggunakan obat pembasmi nyamuk.
Hmm… keji sih merenggut hak hidup suatu makhluk hidup. Tapi mengingat ancaman yang ditimbulkannya besar dan berbahaya, tentu hal ini jadi sesuatu yang malah perlu untuk dilakukan. Iya, ‘kan? 






Read more: http://www.rosediana.net/2015/10/kompak-mencegah-kaki-gajah/#ixzz3oj3J1L1c





Senin, 05 Oktober 2015

KEGIATAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) DESA SEBERANG PEBENAAN TAHUN 2015

 BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS)

Bias adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.
Imunisasi dalah pemberian vaksin dengan tujuan agar mendapatkan perlindungan (kekebalan) dari penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Tujuan pelaksanaan BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum, pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui imunisasi DT, TT dan Campak pada anak sekolah.



Imunisasi yang diberikan pada BIAS ada tiga jenis yaitu:
1.   Campak pada anak kelas I
2.   DT pada anak kelas I
3.   TT pada anak kelas II dan III
Campak adalah penyakit yang sangat berbahaya untuk bayi dan anak karena sering disertai komplikasi bronchopneumonia yang banyak menyebabkan kematian pada bayi dan anak.
Bahaya penyakit campak adalah panas tinggi, radang mulut dan tenggorokan, diare, radang otak, gizi memburuk, radang paru.
Cara penularannya secara kontak langsung dan melalui pernafasan penderita. Siswa yang terkena campak sebaiknya tidak diijinkan sekolah sampai sembuh agar tidak terkaji penularan ke teman-temannya.
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi Campak pada waktu bayi (9 bulan) dan diulang (booster) kembali pada waktu kelas I SD untuk menambah kekebalan seumur hidup.


DT
Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya dapat menyebabkan kematian anak hanya dalam beberapa hari saja.
Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka
Cara penularan Difteri melalui percikan-percikan ludah penderita waktu batuk dan bersin, melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makanan yang dicemari kuman-kuman penyakit. Sedangkan Tetanus penuralannya melaui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).
Difteri: kerusakan jantung, pernafasan tersumbat
Tetanus: mulut terkancing, kaku, kejang, radang paru
Pencegahannya dengan imunisasi DPT pada saat bayi dan Imunisasi DT pada kelas I SD serta Imunisasi TT pada kelas II dan III sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup.


Tetanus Neonatorum adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkancing tidak bisa dibuka.
Cara penularan Tetanus Neonatorum melalui tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak bersih/steril, melalui luka (tertusuk paku, beling).
Bahayanya: mulut terkancing, kaku, kejang, dan radang paru
Pencegahannya dengan pemberian imunisasi DPT pada bayi,  DT pada kelas I, TT pada kelas II dan III SD sebagai ulangan (booster) untuk menambah kekebalan seumur hidup dan imunisasi TT pada wanita usia subur (WUS) 15-39 tahun/Ibu hamil sampai dengan status T5.

foto (Dj/Jn)

Recent