Beranda

Rabu, 19 Desember 2018

Pertemuan Rutin KKKS dan Sosialisasi Aplikasi Perencanaan dan Pengendalian Data Guru

Rabu, 19/12/2018:- Kegiatan Kelompok  Kerja Kepala Sekolah (KKKS) yang  dibuka oleh ketua KKKS yang mana diwakili oleh Bapak Gempitor sehubungan Ketua KKKS Bapak Hamsah,  S. Pd.  M. Si,  sedang menghadiri  kegiatan Ikatan Guru Indonesia di kabupaten, adapun acara  Pertemuan Rutin Kepala Sekolah kali ini merangkap Sosialisasi dan Input Data Guru di Aplikasi Perencanaan dan Pengendalian Data Guru, serta Silaturahmi , sebagaimana yang di sampaikan bapak Ridwan  Operator Kecamatan dan Bapak Fahrizal selaku Instruktur Aplikasi Perencanaan dan Pengendalian Data Guru tahun 2018, di hadiri Kepala Sekolah dan Operator Sekolah /Tata Usaha Sekolah Se-kecamatan Keritang  yang  dilaksanakan  di Gedung Pertemuan Guru di Kotabaru Seberida Kecamatan Keritang Kabupaten indragiri Hilir Provinsi Riau.











Senin, 05 November 2018

LATIHAN MOUNTAINEERING UTUSAN SMA/SMK SEDERAJAT DI KODIM 0314 INHIL


Minggu,04/11/2018:- Latihan Mountaineering Siswa-siswi Jenjang SMA/SMK Sederajat di Kabupaten Indragiri Hilir Riau, yang di laksanakan di Depan Komando Resor Militer 031 Wira Bima Komando Distrik Militer 0314 Kabupaten Indragiri Hilir yang tergabung dalam Bela Negara




KRIDA MOUNTAINEERING SCOUT WIRA KARTIKA KODIM 0314/INHIL

Secara bahasa arti kata Mountaineering adalah teknik mendaki gunung. Ruang lingkup kegiatan Mountaineering sendiri meliputi kegiatan sebagai berikut :


1. Hill Walking/Hiking
Hill walking atau yang lebih dikenal sebagai hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Tangan digunakan sesekali untuk memegang tongkat jelajah (di kepramukaan dikenal dengan nama stock atau tongkat pandu) sebagai alat bantu. Jadi hiking ini lebih simpel dan mudah untuk dilakukan.
Level berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling. Dalam pelaksanaannya, scrambling merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan (yang lebih tinggi dari bukit) yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki sebagai ‘alat’ utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.
Berbeda dengan hiking dan scrambling, level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing! Climbing mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, saling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kebutuhan alat bantu itu memang sesuai dengan medan jelajah climbing yang sangat ekstrim. Bayangkan saja, kegiatan climbing ini menggunakan wahana tebing batu yang kemiringannya lebih dari 80 derajat!.

Peralatan dasar kegiatan alam bebas seperti ransel, vedples (botol air), sepatu gunung, pakaian gunung, tenda, misting (rantang masak outdoor), kompor lapangan, topi rimba, peta, kompas, altimeter, pisau, korek, senter, alat tulis, dan matras mutlak dibutuhkan selain alat bantu khusus mountaineering seperti tali houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik, bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang dibutuhkan sesuai level kegiatannya.



2. Wall Climbing
Climbing adalah olah raga panjat yang dilakukan di tempat yang curam atau tebing. Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.Di dalam arti yang sebenarnya memang climbing itu panjat tebing. Tetapi banyak pula orang mengartikan bukan hanya panjat saja dalam kegiatan climbing ini melainkan juga Repling (turun tebing), Pursiking (naik tebing dengan menggunakan tali pursik) dan lain-lain.




3. Rock Climbing
Rock Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.


4. Ice and Snow Climbing
Ice and Snow Climbing adalah olah raga fisik dan mental yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, ledakan-ledakan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.




ALAT CLIMBING
1. Tali Pendakian
Fungsi utamanya dalam pendakian adalah sebagai pengaman apabila jatuh.Dianjurkan jenis-jenis tali yang dipakai hendaknya yang telah diuji oleh UIAA, suatu badan yang menguji kekuatan peralatan-peralatan pendakian. Panjang tali dalam pendakian dianjurkan sekitar 50 meter, yang memungkinkan leader dan belayer masih dapat berkomunikasi. Umumnya diameter tali yang dipakai adalah 10-11 mm, tapi sekarang ada yang berkekuatan sama, yang berdiameter 9.8 mm.


Ada dua macam tali pendakian yaitu :

1. Static Ropetali pendakian yang kelentirannya mencapai 2-5 % fari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya kaku, umumnya berwarna putih atau hijau. Tali static digunakan untuk rappelling.

2. Dynamic Rope, tali pendakian yang kelenturannya mencapai 5-15 % dari berat maksimum yang diberikan. Sifatnya lentur dan fleksibel. Biasanya berwarna mencolok (merah, jingga, ungu).


3. Sling
Sling biasanya dibuat dari tabular webbing, terdiri dari beberapa tipe. Fungsi sling antara lain :
1. sebagai penghubung
2. membuat natural point, dengan memanfaatkan pohon atau lubang di tebing.
3. Mengurangi gaya gesek / memperpanjang point
4. Mengurangi gerakan (yang menambah beban) pada chock atau piton yang terpasang.

4. Descender

Sebuah alat berbentuk angka delapan. Fungsinya sebagai pembantu menahan gesekan, sehingga dapat membantu pengereman. Biasa digunakan untuk membelay atau rappelling.



5. Ascender
Berbentuk semacam catut yang dapat menggigit apabila diberi beban dan membuka bila dinaikkan. Fungsi utamanya sebagai alat Bantu untuk naik pada tali.

6. Harnes / Tali Tubuh
Alat pengaman yang dapat menahan atau mengikat badan. Ada dua jenis hernas :
1. Seat Harnes, menahan berat badan di pinggang dan paha.
2. Body Harnes, menahan berat badan di dada, pinggang, punggung, dan paha.


Harnes ada yang dibuat dengan webbning atau tali, dan ada yang sudah langsung dirakit oleh pabrik.




7. Sepatu
Ada dua jenis sepatu yang digunakan dalam pemanjatan :
1. Sepatu yang lentur dan fleksibel. Bagian bawah terbuat dari karet yang kuat. Kelenturannya menolong untuk pijakan-pijakan di celah-cleah.
2. Sepatu yang tidak lentur/kaku pada bagian bawahnya. Misalnya combat boot. Cocok digunakan pada tebing yang banyak tonjolannya atau tangga-tangga kecil. Gaya tumpuan dapat tertahan oleh bagian depan sepatu.


8. Anchor (Jangkar)
Alat yang dapat dipakai sebagai penahan beban. Tali pendakian dimasukkan pada achor, sehingga pendaki dapat tertahan oleh anchor bila jatuh. Ada dua macam anchor, yaitu :
1. Natural Anchor, bias merupakan pohon besar, lubang-lubang di tebing, tonjolan-tonjolan batuan, dan sebagainya.

2. Artificial Anchor, anchor buatan yang ditempatkan dan diusahakan ada pada tebing oleh si pendaki. Contoh : chock, piton, bolt, dan lain-lain.

Dokumentasi Video :




Sumber : https://web.facebook.com/hasbi.photografher

Senin, 22 Oktober 2018

KIRAB HARI SANTRI NASIONAL 22 OKTOBER 2018


galerianaknegeriseribuparit.blogspot.com :- (Kabupaten Indragiri Hilir atau lebih dikenal dengan Kota Tembilahan 22 Oktober 2018)
   22 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional (HSN). Penetapan tersebut menunjukkan pengakuan negara terhadap eksistensi pesantren di Indonesia yang kiprahnya tidak bisa diragukan lagi dalam bidang pendidikan dan dakwah di Indonesia, bahkan dunia pada umumnya.


  Sebagai lembaga tertua dan merupakan produk bangsa Indonesia sendiri keberadaanya mutlak dipertahankan. Bahkan saya kurang setuju kalau istilah pesantren karena pengaruh zaman diganti denga sebutan islamic boarding school, mengingat pesantren tidak semata-mata tempat/asrama. Lebih dari itu, pesantren mempunyai kekhasan tersendiri: ada kiai, ada santri, ada asrama, dan ada kitab kuning.

  Kiprah pesantren berlangsung jauh sebelum kemerdekaan negera berkumandang. Sebab, perjuangan untuk merebut kemerdekaan pun peran kiai tak pernah ketinggalan, semisal kiprah Syeh Nawawi Al Jawi al Bantany adalah bukti tak terbantahkan memberi warna moderasi Islam yang sampai detik ini tidak saja kurikulum yang digagasnya digunakan di Indonesia, tapi juga bahkan di seluruh dunia Islam.

  Resolusi jihad dengan pekik Allahu akbar membahana bersama para santri, TNI, POLRI saat melawan penjajahan yang diabadikan dalam torehan sejarah yang dikenal dengan sebutan hari pahlawan. Ketulusan para kiai bersama komponen bangsa lainnya telah mmbuahkan hasil berupa kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang kini sedang kita nikmati hasilnya.

  Selain pengorbanan fisik, para kiai pun berupaya agar bangsa ini tidak terpecah belah maka saat terjadi perdebatan sengit penetapan ideologi bangsa para kiai dengan jiwa besar demi keutuhan NKRI bersedia menghapuskan 7 kata yakni dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya yang kini menjadi sila pertama Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa) yang menurut mantan Menag Alamsyah Ratuprawiranegara, Pancasila itu merupakan hadiah terbesar umat Islam untuk bangsa Indonesia.

  Upaya untuk mempertahankan NKRI di hari santri, marilah bersama kita: 
Pertama, kewajiban para santri dan seluruh komponen bangsa memperkuat 4 pondasi bangsa (maaf istilah saya bukan pilar, yakni : 
Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945) dan tidak perlu diganti dengan ideologi lain, tidak perlu mempertentangkan dengan agama karena akan secara otomatis semakin agamis semakin pancasilais, semakin pancasilais semakin agamis.

 Selamat Hari Santri Nasional.*

Berikut Dokumentasi Foto berbagai Kegiatan serta Pertunjukan Atraksi Santri-santri Pondok Pesantren Modern Syeh Walid Thaib Saleh Indragiri / Pondok Pesantren Modern Daarul Muttaqien :




















































Recent